*Oleh : Busrial*
Seruan Gubernur DKI Jakarta, Nomor 5 tahun 2020, tertanggal 19 Maret 2020, Tentang Peniadaan Sementara Kegiatan Peribadatan dan Keagamaan di Rumah Ibadah Dalam Rangka Mencegah Penyebaran Wabah Corona Virus DISEASE (Covid-19) selama 14 hari kedepan, ini merupakan ancaman bagi masyakat Jakarta, artinya Virus Covid-19 dapat mengintai siapa saja.
Seruan Gubernur tersebut, disikapi masyarakat dengan dua sisi yang berbeda. Sebagian mengamini, ada juga yg teguh dengan pendiriannya masing-masing.
Sebagai contoh, himbauan melaksanakan Ibadah shalat berjamaah bagi umat Islam. Ada yang mengamini himbauan larangan dari Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), namun sebagian tetap menginginkan shalat berjamaah tetap dilaksanakan sesuai dengan ajaran yang dianutnya.
Mereka menilai, ajal seseorang kalau datang bukan karena dari virus Covid-19 saja, akan tetapi dimana saja ajal bisa datang menjemput.
Mindset seperti ini tidak bisa terkalahkan dengan logika apapun.
Kekhawatiran beberapa pakar quantum dan vibrasi, mereka menilai, jika atensi masyarakat terhadap wabah Virus Corona semakin membesar, maka wabah tersebut akan berbahaya dan akan sulit diatasi.
Pasalnya, energi mengalir kemana perhatian pikiran ditujukan, dan dengan semakin besar dan terfokusnya aliran energi pada suatu objek, maka semakin besar pula peluangnya untuk mewujud menjadi realitas yang nyata.
Ini adalah pesimis dasar yang harus di perdalam, agar kita tidak gagal paham.
Terkait dengan Virus Corona, jika atensi yang terarah lebih banyak vibrasi force, seperti ketakutan, cemas, khawatir, dll, maka realitas itulah yang semakin menguat.
Tapi jika vibrasi atensi itu lebih didominasi oleh vibrasi power seperti doa, harapan, keyakinan, dll, maka realitas yang baiklah yang akan lebih besar kemungkinan akan terjadi, sehingga endemi Corona cepat segera teratasi.
Mari kita selalu berfikir positif, dan tataplah berdoa terhadap kepada Sang Pencipta.
***
Memang sulit memberi pemahaman orang hanya terpaku pada keyakinannya sendiri, Tampa mau mendengar nasihat para ulama yg ke ilmuannya lebih memahami ����
BalasHapus